I. DEFiNISI
Rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma  baik secara langsung atau tidak langsung.
II. PATOFISIOLOGI
A. Penyebab fraktur adalah trauma
Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :
·         Osteoporosis Imperfekta
·         Osteoporosis
·         Penyakit metabolik
1.
2. TRAUMA
Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi dagu langsung terbentur dengan benda keras (jalanan).
TANDA DAN GEJALA
·         Nyeri hebat di tempat fraktur 
·         Tak mampu menggerakkan dagu bawah 
·         Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
·         X.Ray
·         Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
·         Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
·         CCT kalau banyak kerusakan otot.
PENATALAKSANAAN MEDIK
·         Konservatif : Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.
·         Operatif : dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire ( tindakan Asbarg)
RENCANA KEPERAWATAN
Prioritas Masalah 
·         Mengatasi perdarahan
·         Mengatasi nyeri
·         Mencegah komplikasi
·         Memberi informasi tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan
|    NO  |      DX. KEPERAWATAN  |      INTERVENSI  |      RASIONALISASI  |  
|    1.  |      Potensial terjadinya syok sehubungan dengan perdarah-an   yang banyak  |      INDENPENDEN: ·  Observasi tanda-tanda vital. ·  Mengkaji sumber, lokasi, dan   banyaknya per darahan ·  Memberikan posisi supinasi ·  Memberikan banyak cairan   (minum) KOLABORASI: ·  Pemberian cairan per infus ·  Pemberian obat koagulan sia   (vit.K, Adona) dan penghentian perdarahan dengan fiksasi. ·  Pemeriksaan laboratorium   (Hb, Ht)  |      ·  Untuk mengetahui tanda-tanda   syok sedini mungkin ·  Untuk menentukan tindakan ·  Untuk mengurangi per darahan   dan mencegah kekurangan darah ke otak. ·  Untuk mencegah kekurangan   cairan  (mengganti cairan yang   hilang) ·  Pemberian cairan per infus. ·  Membantu proses pembekuan   darah dan untuk meng hentikan perdarahan. ·  Untuk mengetahui kadar Hb,   Ht apakah perlu transfusi atau tidak.  |  
|    2.  |      Gangguan   rasa nyaman: Nyeri  sehubungan dengan perubahan fragmen tulang,   luka pada jaringan lunak, pemasangan back slab, stress, dan cemas  |      INDEPENDEN: ·  Mengkaji karakteristik nyeri   : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan meng-gunakan skala nyeri (0-10) ·  Mempertahankan immobilisasi   (back slab) ·  Berikan sokongan (support)   pada ektremitas yang luka. ·  Menjelaskan seluruh prosedur   di atas KOLABORASI: ·  Pemberian obat-obatan   analgesik   |      ·  Untuk mengetahui tingkat   rasa nyeri sehingga dapat menentukan jenis tindak annya. ·  Mencegah pergeseran tulang   dan penekanan pada jaringan yang luka. ·  Peningkatan vena return,   menurunkan edem, dan me ngurangi nyeri. ·  Untuk mempersiapkan mental   serta agar pasien be-partisipasi pada setiap tindakan yang akan dilakukan. ·  Mengurangi rasa nyeri  |  
|    3.   |      Potensial   infeksi sehubungan dengan luka terbuka.  |      INDEPENDEN: ·  Kaji keadaan luka   (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: edema, rubor, kalor, dolor, fungsi   laesa. ·  Anjurkan pasien untuk tidak   memegang bagian yang luka. ·  Merawat luka dengan   meng-gunakan tehnik aseptik ·  Mewaspadai adanya keluhan   nyeri mendadak, keterbatasan gerak, edema lokal, eritema pada daerah luka. KOLABORASI: ·  Pemeriksaan darah : leokosit Pemberian obat-obatan : ·  antibiotika dan TT (Toksoid   Tetanus) ·  Persiapan untuk operasi   sesuai indikasi   |      ·  Untuk mengetahui tanda-tanda   infeksi. ·  Meminimalkan terjadinya   kontaminasi. ·  Mencegah kontaminasi dan   kemungkinan infeksi silang. ·  Merupakan indikasi adanya   osteomilitis. ·  Lekosit yang meningkat   artinya sudah terjadi proses infeksi  ·  Untuk mencegah kelanjutan   terjadinya infeksi dan pencegahan tetanus. ·  Mempercepat proses   penyembuhan luka dan dan penyegahan peningkatan infeksi.   |  
|    4.  |      Gangguan   aktivitas s/d keru-sakan neuromuskuler skeletal, nyeri, immobilisasi.  |      INDEPENDEN: ·  Kaji tingkat immobilisasi   yang disebabkan oleh edema dan persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut. ·  Mendorong partisipasi dalam   aktivitas rekreasi (menonton TV, membaca koran dll ). ·  Menganjurkan pasien untuk   melakukan latihan pasif dan aktif pada yang cedera maupun yang tidak. ·  Membantu pasien dalam   perawatan diri ·  Auskultasi bising usus,   monitor kebiasaan eliminasi dan menganjurkan agar b.a.b. teratur. ·  Memberikan diit tinggi   protein , vitamin ,  dan mineral. KOLABORASI : ·  Konsul dengan bagian   fisioterapi  |      ·  Pasien akan membatasi gerak   karena salah persepsi (persepsi tidak proporsional) ·  Memberikan kesempatan untuk   mengeluarkan energi, memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan me-ngontrol   diri pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial. ·  Meningkatkan aliran darah ke   otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas   sendi, mencegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan. ·  Meningkatkan kekuatan dan   sirkulasi otot, meningkatkan pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan   kemauan pasien untuk sembuh. ·  Bedrest, penggunaan   analgetika dan perubahan diit dapat menyebabkan penu-runan peristaltik usus   dan konstipasi. ·  Mempercepat proses   penyembuhan, mencegah penurunan BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi   penurunan BB  ·  Untuk menentukan program   latihan.  |  
|    5.  |      Kurangnya   pengetahuan ttg kondisi, prognosa, dan pengo- batan sehubungan dengan   kesalahan dalam pe- nafsiran, tidak familier dengan sumber in-  formasi.  |      INDEPENDEN: ·  Menjelaskan tentang kelainan   yg muncul  prognosa, dan harapan yang   akan datang. ·  Memberikan dukungan   cara-cara mobilisasi dan ambulasi sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian   fisioterapi. ·  Memilah-milah aktifitas yg   bisa mandiri dan yang harus dibantu. ·  Mengidentifikasi pelayanan   umum yang tersedia seperti team rehabilitasi, perawat keluarga (home care) ·  Mendiskusikan tentang   perawatan lanjutan.  |      ·  Pasien mengetahui kondisi   saat ini dan hari depan sehingga pasien dapat menentu kan pilihan.. ·  Sebagian besar fraktur   memerlukan penopang dan fiksasi selama proses pe- nyembuhan shg keterlambatan   penyembuhan disebabkan oleh penggunaan alat bantu yang kurang tepat. ·  Mengorganisasikan kegiatan   yang diperlu kan dan siapa yang perlu menolongnya (apakah fisioterapist,   perawat atau ke- luarga). ·  Membantu mengfasilitasi   perawatan mandiri memberi support untuk mandiri. ·  Penyembuhan fraktur tulang   kemungkinan lama (kurang lebih 1 tahun) sehingga perlu disiapkan untuk   perencanaan perawatan lanjutan dan pasien kooperatif.   |  
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
0 komentar:
Posting Komentar